Prinsip Kepemimpinan Yang Mencerahkan dari GUS DUR dan GUS MIEK



Sebuah pencapaian, apa pun bentuknya, membutuhkan perjuangan untuk mencapainya. Sebaliknya, apa pun hasil yang akan dicapai atau dinikmati pada masa kemudian, tidak lain merupakan hasil dari perjuangan yang selama ini dilakukan. Semua itu, terlepas apakah pencapaian itu membutuhkan waktu yang panjang ataukah singkat.
Besarnya arti sebuah "berkah turunan" dalam tradisi pesantren tidak lantas membuat Gus Miek ataupun Gus Dur berdiam begitu saja. Keduanya sadar betul bahwa semua itu tidak akan ada artinya tanpa perjuangan lebih lanjut. Sebuah pencapaian yang berupa ‘warisan’ tersebut, sebagaimana warisan yang berupa harta benda, adalah bersifat jumud (diam tak berkembang). Bila tidak dikelola dengan benar, bukan mustahil potensi besar itu akan beku dan terhapus oleh perkembangan waktu. Kita tahu, banyak keturunan orang besar yang kemudian sama sekali tak terdengar kiprah perjuangannya, karena mungkin hanya mau enak menikmati anugerah yang diterimanya itu, tanpa mau bersusah payah memperjuangkan ‘warisan’ yang bersifat amanah tersebut.

==============
Ketika keinginan mendapatkan posisi pemimpin sudah terwujud, maka hal pertama yang mesti disadari adalah pengorbanan yang bisa diberikan untuk perjuangannya. Perjuangan sebagai pemimpin, sudah pasti membutuhkan persembahan untuk posisi yang terhormat itu. Baik Gus Miek maupun Gus Dur adalah dua sosok pemimpin yang tak pernah merisaukan uang maupun kehormatan. Gus Miek dengan kepemimpinannya sadar betul akan posisinya dan segenap konsekuensinya. Gus Miek dengan pilihan perjuangannya terpaksa harus berkeliling mengunjungi tempat-tempat yang jauh untuk membimbing jama’ahnya maupun untuk merangkul jama’ah yang baru. Gus Miek seolah telah menjadi milik jama’ahnya, tanpa bisa mengelak. Demikian pula dengan Gus Dur. Masa-masa manis sebuah keluarga yang lengkap hanya terjadi pada masa-masa hidup di Jombang, di mana saat itu Gus Dur belum memutuskan menjadi pemimpin. Namun, sejak Gus Dur menduduki posisi puncak NU, waktu untuk anak-anaknya (bahkan untuk sekadar bisa mengobrol dengan dirinya) pun sangat sulit untuk didapatkan. Karena kesibukannya, Gus Dur sering pulang larut malam. Sudah seperti itu pun, sesampai di rumah ia masih harus menemui tamu-tamunya yang sudah menunggu (baik dari kalangan menteri, politikus, jenderal, pemimpin agama, intelektual, wartawan, diplomat, bahkan rakyat jelata dari kalangan petani atau janda miskin) dan tiada habis sampai pagi menjelang.
===============


GUS MIEK adalah pemimpin spiritual bagi kalangan akar rumput di tanah Jawa, sementara Gus Dur adalah pemimpin yang pernah menjadi tokoh nomor satu di negeri ini. Jika Gus Dur memilih berkiprah di tingkat nasional maka Gus Miek lebih memilih berdakwah di lembah hitam kemaksiatan, mulai dari diskotek, arena perjudian, hingga lokalisasi.... Meskipun berbeda wilayah perjuangan, kedua tokoh besar ini ternyata memiliki prinsip-prinsip kepemimpinan yang tidak jauh berbeda.

Buku ini mengajak Anda membongkar prinsip-prinsip yang mengantarkan Gus Dur dan Gus Miek menjadi pemimpin sejati itu; pemimpin yang teramat dicintai rakyat, pemimpin yang namanya tetap melekat di hati umat meskipun keduanya telah (lama) wafat. Buku ini wajib Anda baca, terlepas apapun profesi Anda. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah, setiap diri kita adalah pemimpin pada ranahnya masing-masing yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya.

============

Judul Buku : LEADERSHIP SECRETS OF GUS DUR - GUS MIEK
Penulis : M. N. Ibad
ISBN 10 : 979-8452-92-5
ISBN 13 : 978-979-8452-92-5
Halaman : 218 hlm
Kertas & Ukuran : Book Paper/HVS & 12 x 18 cm
Cetakan : I, Desember 2010
Katagori : Leadership/Kepemimpinan
Penerbit : PUSTAKA PESANTREN Yogyakarta
Harga : Rp. 35.000,-

Dalang Dibalik Pertempuran November Surabaya



Selama ini kita percaya, hanya pendidikan (terutama pendidikan agama), yang mampu meluruskan hasrat dan memantapkan manusia untuk terus menapaki jalan pemenuhan kebutuhannya secara bertanggung jawab. Tak heran, semahal apa pun biaya sekolah, bangkunya tak pernah kosong. Begitu pula dengan lembaga pendidikan agama semacam pesantren, juga tak pernah sepi. Tetapi anehnya, justru kalangan berpendidikan-lah yang rajin melakukan perampasan hak, bahkan dengan skala yang luas. Di sepanjang sejarah negeri ini, apakah para pemegang kekuasaan dan penentu kebijakannya kering dari ajaran agama, sehingga persoalan KKN, dan praktek manipulasi lain (termasuk manipulasi sejarah) menjadi soal yang tak kunjung usai?
Di negeri yang akar keagamaannya telah menancap sejak lama, sekering apa pun seseorang dari ajaran agama, pengetahuan tentang adanya Tuhan dan pembalasan amal baik-buruk tentu akan ada di benaknya. Kita boleh menduga bahwa biang keladi KKN adalah kekeliruan sistem pendidikan di Indonesia (termasuk pedidikan agama) yang hanya mementingkan penanaman pengetahuan. Sementara itu, pembentukan karakter pada tiap pribadinya terlupakan. Namun, peran keluarga pun (lebih jauhnya masyarakat) tidak bisa dilupakan. Sebab, di sinilah, seorang manusia mendapat pendidikan pertamanya.
Menafsirkan manusia sebagai mahluk yang dikendalikan kebutuhan dan hasrat, memang terkesan kejam. Namun, penjelasan apalagi yang hendak digunakan untuk menerangkan sebuah keadaan, di mana satu kenyataan sejarah telah nyata-nyata ditutupi. Hasrat dan kebutuhan berkuasa, hasrat dan kebutuhan ekonomi, serta hasrat dan kebutuhan lain yang hanya diketahui si pelaku-lah yang menyebabkan Resolusi Jihad NU seakan terhapus dari catatan sejarah. Padahal, arti peristiwa ini tidak bisa dianggap remeh dalam upaya mempertahankan kedaulatan NKRI. Tentu amat mustahil jika “penyelewengan sejarah” ini dilakukan cuma buat main-main.
Inilah kenapa, buku kecil yang hadir di tangan pembaca saat ini begitu berharga. Layak dibaca oleh pemerhati sejarah (baik politik Islam ataupun nasionalis), serta kalangan umum, yang sangat mungkin tidak tahu akibat tidak diajarkan di sekolah dasar maupun menengah. Barangkali terlalu berlebihan, jika buku ini pembaca sebut sebagai catatan alternatif dari pencatatan-pencatatan peristiwa masa lalu yang dilakukan pemerintah, atau sejarawan-sejarawan yang direstui pemerintah. Tapi bagi pembaca yang ingin menguak kenyataan sejarah yang selama ini ditutup-tutupi, buku ini sangat tepat.
===========================================================================
MEMOETOESKAN :

1. Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang harus dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata atau tidak) bagi orang jang berada dalam djarak lingkungan 94 km. dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh.
2. Bagi orang-orang jang berada diloear djarak lingkungan tadi, kewajiban itu djadi fardloe kifayah (jang tjoekoep, kalau dikerdjakan sebagian sadja).
3. Apabila kekoeatan dalam No.1 beloem dapat mengalahkan moesoeh, maka orang-orang jang berada diloear djarak lingkaran 94 km. wadjib berperang djoega membantoe no.1, sehingga moesoeh kalah.

Pada 21 Oktober, berkumpullah para kiai se-Jawa dan Madura di kantor ANO, Jl. Bubutan VI/2. Setelah rapat darurat sehari semalam, maka pada 23 Oktober, dideklarasikanlah sebuah seruan jihad fî sabîlillâh yang belakangan terkenal dengan istilah ”Resolusi Jihad”.
Umat menyambut seruan itu dengan gegap gempita. Dari berbagai penjuru, dari ujung-ujung terjauh pulau Jawa, para mujahid berdatangan memenuhi kota Surabaya. Dalam waktu singkat, ratusan ribu prajurit telah siap siaga di segenap sudut kota. Pekik takbir pun membahana, menggoncangkan jiwa-jiwa musuh yang durjana. Dengan bermodalkan parang, kelewang, golok, dan bambu runcing, mereka mengusir musuh kafir yang bersenjata senapan dan tank.

Resolusi Jihad telah menggerakkan perang paling kolosal yang pernah ada dalam sejarah Nusantara, yang kemudian terkenal dengan peristiwa 10 November ’45. Namun, mengapa Resolusi Jihad ini tidak pernah terekam dalam lembaran sejarah? Buku ini berusaha menyajikan fakta-fakta yang selama ini dibiaskan dan ditutup-tutupi tersebut.

Daftar Partai-Partai Politik Nasional 2009

Daftar Partai-Partai Politik Nasional 2009
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

2. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)*

3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
4. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)

5. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

6. Partai Barisan Nasional (Barnas)

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)*
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)*

9. Partai Amanat Nasional (PAN)*

10. Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB)

11. Partai Kedaulatan

12. Partai Persatuan Daerah (PPD)

13. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)*

14. Partai Pemuda Indonesia (PPI)

15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme)*
16. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

17. Partai Karya Perjuangan (PKP)

18. Partai Matahari Bangsa (PMB)

19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)*

20. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)*

21. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
22. Partai Pelopor*

23. Partai Golongan Karya (Golkar)*

24. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)*

25. Partai Damai Sejahtera (PDS)*

26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBK Indonesia)

27. Partai Bulan Bintang (PBB)*

28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)*
29. Partai Bintang Reformasi (PBR)*

30. Partai Patriot

31. Partai Demokrat*

32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI)
33. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)

34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
41. Partai Merdeka

42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)

43. Partai Sarikat Indonesia (PSI)

44. Partai Buruh


Catatan: Tanda * menandakan partai yang mendapat kursi di DPR pada pemilu sebelumnya, Pemilu 2004.
KETERANGAN (beberapa partai):

1. Partai Hanura
Partai Hanura dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13 November-2006. Para tokoh tersebut adalah:
• Jend. TNI (Purn) Wiranto
• Yus Usman Sumanegara
• Dr. Fuad Bawazier
• Dr. Tuti Alawiyah AS
• Jend. TNI (Purn) Fachrul Razi
• Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh
• Prof. Dr. Achmad Sutarmadi
• Prof. Dr. Max Wullur
• Prof. Dr. Azzam Sam Yasin
• Jend. TNI (Purn) Subagyo HS
• Jend. Pol (Purn) Chaeruddin Ismail
• Samuel Koto
• LetJen. TNI (Purn) Suaidi Marasabessy
• Marsdya TNI (Purn) Budhy Santoso
• Djafar Badjeber
• Uga Usman Wiranto
• Letjen. TNI (Purn) Ary Mardjono
• Elza Syarief
• Nicolaus Daryanto
• Anwar Fuadi
• Dr. Teguh Samudra

2. Partai Karya Peduli Bangsa
Partai Karya Peduli Bangsa atau PKPB adalah partai politik peserta Pemilu 2004 yang didirikan pada tanggal 9 September 2002 di Jakarta, Indonesia. Partai ini berasal dari Organisasi Masyarakat Karya Peduli Bangsa yang mendeklarasikan diri menjadi partai politik. PKPB dipimpin oleh R. Hartono, mantan KSAD dan mantan menteri dalam negeri pada Kabinet Pembangunan VII.
Menjelang hujung tahun 2003, setelah diluluskan sebagai partai peserta pemilu 2004, PKPB mendeklarasikan putri sulung Mantan Presiden Soeharto, Hj. Siti Hardijanti Rukmana yang akrab disapa Mbak Tutut sebagai calon presiden dari PKPB. Namun niat mengusung Mbak Tutut akhirnya urung dilaksanakan setelah pada hasil Pemilu 2004, PKPB yang bernomor urut 14 hanya memperoleh 2,11% suara secara nasional dan 2 kursi di DPR RI.
Pada tahun 2008, untuk berpartisi kembali dalam pemilu 2009, PKPB sempat mengubah namanya menjadi Partai Karya Pembangunan Bangsa dengan lambang partai baru yang tidak jauh berbeda. Namun, setelah UU Pemilu yang baru mengizinkan partai peserta pemilu 2004 berkompetisi kembali pada pemilu 2009, PKPB menggunakan kembali nama lama, yakni Partai Karya Peduli Bangsa, namun tetap mempertahankan lambang yang baru.
Kepengurusan:
Ketua Umum R. Hartono Sekretaris Jenderal Hartarto Sastrosoenarto Didirikan 9 September 2002 Kantor pusat Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) - (dari total 560 kursi) Situs web http://www.pkpb.net

3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Ketua Umum Daniel Hutapea, Sekretaris Jenderal Rudy Prayitno, Kursi di DPR Tidak ada

4. Partai Gerindra
Prabowo Soebianto. Terdapat nama-nama yang cukup populer yang menjadi pengurus pusat partai ini, di antaranya Fadli Zon sebagai wakil ketua partai[1] , Muchdi Pr dan Halida Hatta, ketiganya sebagai Wakil Ketua Umum. Keberadaan Muchdi Pr pada kepengurusan menyebabkan partai dalam keadaan sulit karena kemudian Muchdi Pr menjadi tertuduh pada kasus pembunuhan Munir
Pengurusan:
Ketua Umum Suhardi Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) 26 (dari total 560 kursi)

5. Partai Peduli Rakyat Nasional
Partai Peduli Rakyat Nasional. adalah partai politik di Indonesia dengan basis pendukung nasionalis didirikan pada Tanggal 20 Januari 2006 dengan pendiri utama adalah Raja Sutan D.L. Sstorus dengan 28 kepengurusan di tingkat propinsi dan 16 di tingkat kabupaten atau kota. Tokoh utama dari partai ini adalah Sutan Raja DL Sitorus, dengan jabatan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat. Ketua Umum Brigjend. TARIDA SINAMBELA dan Sekjend ANTON SIHOTANG kemudian kerena alasan organisasi Sekjend kemudian digantikan oleh H.M. Baryadi. selanjutnya karena melihat perkembangan partai yang stagnan serta tidak stabilnya kepengurusan DPP yang ditandai dengan banyaknya versi AD/ART yang beredar maka seluruh Ketua DPW PPRN se-Indonesia sepakat mengadakan rapat umum pada tanggal 27 November 2007 di Hotel Niagara Parapat Sumatera Utara yang dihadiri oleh 33 DPW seluruh Indonesia.
Kepengurusan:
Ketua Umum Amelia Achmad Yani Sekretaris Jenderal H.V.T. Albert Simanjuntak Didirikan 20 Januari 2006 Kantor pusat Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR Tidak ada

6. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), sebelumnya bernama Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini dideklarasikan di Jakarta tanggal 15 Januari 1999. PKPI pertama kali ikut serta dalam Pemilu 1999. PKPI bermula dengan dibentuknya Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB) pada tahun 1998 yang dikoordinasikan oleh Ir. Siswono Yudhohusodo, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, David Napitupulu dan Tatto S. Pradjamanggala, SH..

7. PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.
Pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, dan menunjuk Nurmahmudi Isma'il (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000. Pada 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.
Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen, maka PK harus merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Setelah Pemilu 2004, Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010. Seperti Nurmahmudi Isma'il dan Hidayat Nur Wahid disaat Tifatul Sembiring dipercaya oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Indonesia ke 6 sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Maka estafet kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan Ishaq sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni 2010 di Jakarta, Luthfi Hasan Ishaq terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2010-2015.

Kepengurusan:
Ketua Umum Luthfi Hasan Ishaq
Sekretaris Jenderal Muhammad Anis Matta Didirikan 20 Juli 1998 (sebagai PK);
20 April 2002 (sebagai PKS) Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Islam dan Pancasila Kursi di DPR (2009) 57 (dari total 560 kursi) Situs web http://www.pk-sejahtera.org

8. Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" (AD Bab II, Pasal 3 [2]). PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998 berdasarkan pengesahan Depkeh HAM No. M-20.UM.06.08 tgl. 27 Agustus 2003. Ketua Umum saat ini adalah Hatta Rajasa. Ketua Majelis Pertimbangan Partai dijabat oleh Amien Rais.

PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1998 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya.

Kepengurusan:
Ketua Umum Hatta Rajasa Sekretaris Jenderal Taufik Kurniawan Didirikan 23 Agustus 1998 Kantor pusat Jakarta Selatan, DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) 46 (dari total 560 kursi) Situs web http://www.amanatnasional.net/


9. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi).

Kepengurusan:
Ketua Umum Muhaimin Iskandar Sekretaris Jenderal Lukman Edy Didirikan 23 Juli 1998 Kantor pusat Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) 28 (dari total 560 kursi) Situs web http://www.dpp-pkb.or.id

10. PNI Marhaenisme
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI Marhaenisme), sebelumnya bernama Partai Nasional Indonesia - Supeni (PNI Supeni), adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 15.
PNI pertama kali dibentuk oleh Soekarno dkk pada bulan Juli 1927 di Bandung. Tahun 1998, PNI dihidupkan kembali dan mengikuti Pemilu 1999 dengan nama PNI Soepeni. Memperoleh 0,36 persen suara nasional.
Kepengurusan:
Ketua Umum Sukmawati Soekarnoputri Sekretaris Jenderal Ardy Muhammad Didirikan 20 Mei 2002
(sebagai PNI Marhaenisme) Kantor pusat Tebet, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Ideologi Marhaenisme Kursi di DPR (2009) - (dari total 560 kursi) Situs web http://dpp-pni.tripod.com

11. Partai Penegak Demokrasi Indonesia,
Partai Penegak Demokrasi Indonesia, sebelumnya bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI), adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 19.
Dalam menghadapi pemilu 2009, PPDI dalam Musyawarah Nasional Luar biasa (Munaslub) PPDI di Kupang, 16-18 Nopember 2007 sempat akan beralih nama kembali menjadi Partai Demokrasi Indonesia. PDI "baru" ini akan menggunakan lambang yang sama dengan PDI lama. Akan tetapi, karena aturan electoral threshold dibatalkan oleh MK, PPDI tetap dapat mengikuti Pemilu 2009 tanpa berganti nama menjadi PDI. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No:686K/Pdt.Sus/2008 tanggal 15 Oktober 2008 yang Amar Putusannya Mengabulkan Permohonan Kasasi Menteri Hukum dan Ham RI dalam perkara Menteri Hukum dan Ham RI (Pemohon Kasasi) melawan Drs. H. Endung Sutrisno, MBA dan Drs. V. Joes Prananto (Termohon Kasasi) dengan Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:756/Pdt.G/2008/PN.Jak.Sel tanggal 1 Agustus 2008. Sehingga Munaslub PPDI di Kupang, 16-18 November 2007 dinyatakan illegal dan tidak sah.
Pada tanggal 28-29 Juli 2008 telah dilaksanakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUnaslub) PPDI di Surabaya. Hasil Keputusan Munaslub PPDI di Surabaya telah ditetapkan di dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI No:M.HH-76.AH.11.01 Tahun 2008 tanggal 26 November 2008 tentang Pengesahan Susunan Pengurus DPP PPDI Masa Bhakti 2005-2010 dan Surat KPU No:3411/15/XII/2008 Tanggal 2 Desember 2008 Tentang Keputusan Menteri Hukum dan Ham RI tentang Kepengurusan DPP PPDI yang ditujukan ke KPU Provinsi se-Indonesia dengan Ketua Umum, H. Mentik Budiwiyono dan Sekretaris Jenderal, Joseph Williem Lea Wea.
Kepengurusan:
Ketua Umum Endung Sutrisno Sekretaris Jenderal Joes Prananto Didirikan 11 Januari 1973 (sebagai PDI);
10 Januari 2003 (sebagai PPDI) Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) - (dari total 560 kursi)

12. Partai Demokrasi Kebangsaan
Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), sebelumnya bernama Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK), adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 20.
PPDK didirikan pada 23 Juli 2002 oleh dua orang pengamat politik, Ryaas Rasyid dan Andi Mallarangeng.
Kepengurusan:
Ketua Umum Ryaas Rasyid Sekretaris Jenderal Rapiuddin Hamarung Didirikan 23 Juli 2002 (sebagai PPDK);
28 Oktober 2007 (sebagai PDK) Kantor pusat Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) - (dari total 560 kursi) Situs web http://www.pdk.or.id

13. Partai Pelopor
Partai Pelopor adalah sebuah partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 22.
Kepengurusan:
Ketua Umum Rachmawati Soekarnoputri Didirikan 29 November 2002 Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009)

14. Partai Golkar
Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, GOLKAR berubah wujud menjadi Partai GOLKAR, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di masa pemerintahan Soeharto. Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai GOLKAR turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P.
Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Megawati Soekarnoputri menjadi salah satu sebab para pemilih di Pemilu legislatif 2004 untuk kembali memilih Partai GOLKAR, selain partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan lain-lain. Partai GOLKAR menjadi pemenang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58% dari keseluruhan suara sah.
Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.
Saat ini, Partai Golkar dipimpin oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie. Sebelumnya jabatan ini dipegang oleh Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia 2004–2009
Kepengurusan:
Ketua Umum Aburizal Bakrie
(sejak 2009) Sekretaris Jenderal Idrus Marham Didirikan 20 Oktober 1964 Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) 106 dari 560
Situs web http://www.golkar.or.id

15. Partai Persatuan Pembangunan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Pada saat pendeklarasiannya pada tanggal 5 Januari 1973 partai ini merupakan hasil gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Perti dan Parmusi. Ketua sementara saat itu adalah H.M.S Mintaredja SH. Penggabungan keempat partai keagamaan tersebut bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973.
Jabatan ketua umum pada awalnya berbentuk presidium yang terdiri dari KH Idham Chalid sebagai Presiden Partai serta Mintaredja, Th M Gobel, Rusli Halil, dan Masykur sebagai wakil presiden partai.
1. M. Syafaat Mintaredja (5 Januari 1973-1978).
2. H. Djailani Naro (1978-1984 yang menggantikan Mintaredja) dan (1984-1989).
3. Ismail Hassan Metareum (1989-1994) dan (1994-1998).
4. Hamzah Haz (1998-2003) dan (2003-2007). Pada 2001, Hamzah terpilih sebagai wakil presiden lewat suara majelis di Sidang Istimewa MPR tahun 2001. Dalam Pemilu Presiden 2004, PPP mencalonkan Hamzah Haz sebagai calon presiden, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden. Perolehan suara pasangan ini, sampai saat-saat terakhir penghitungan suara, hanya mencapai sekitar 3 persen.
5. Suryadharma Ali (2007-2012).
Kepengurusan:
Ketua Umum Suryadharma Ali Sekretaris Jenderal Irgan Chairul Mahfidz Didirikan 5 Januari 1973 Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Islam Kursi di DPR (2009) 37 (dari total 560 kursi) Situs web http://www.ppp.or.id

16. Partai Damai Sejahtera
Partai Damai Sejahtera (PDS) adalah partai politik di Indonesia yang berasaskan Pancasila dan nilai-nilai Kristen. Partai ini berdiri pada tanggal 1 Oktober 2001.
Partai ini telah ikut dalam Pemilu 2004 dengan meraih suara sebanyak 2,13% (2.414.254) dari jumlah suara total dan mendapatkan kursi sebanyak 12 di DPR. Pada Pemilu Legislatif 2009, partai ini tidak mendapat kursi di DPR RI karena perolehan suara nasionalnya, sebanyak 1,4% suara, tidak melebihi parliamentary threshold 2,5%.
Menilik hasil pemilu 2009 yang tidak mencapai ambang batas parlemen 2,5%, sejumlah kader partai bermanuver dengan pindah ke partai politik yang lain. Sejumlah kader lainnya, bahkan menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) partai berdasarkan Anggaran Dasar (AD) menurut keyakinannya. Selain Anggaran Dasar (AD) tahun 2001, ada tiga Anggaran Dasar (AD) lainnya, yaitu AD tahun 2004 bersampul warna ungu, AD tahun 2005 bersampul warna merah-putih, dan AD tahun 2007 buatan tim ad-hoc yang bersampul gambar burung rajawali.
Keputusan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Damai Sejahtera (PDS) di Manado (Sulawesi Utara) pada 6-8 Mei 2010 didasarkan pada Anggaran Dasar (AD) yang diyakini peserta Munaslub tersebut. Pada Munaslub itu, secara aklamasi, Dr.ML.Denny Tewu, SE,MM terpilih sebagai ketua umum dan Sahat Sinaga, S.H.,M.Kn. sebagai sekretaris jenderal.
Menurut Anggaran Dasar (AD) Partai Damai Sejahtera (DPS) tahun 2001, Deperpu adalah Dewan Pertimbangan Pusat. Fungsi Deperpu adalah mengawasi, mengarahkan, dan menjatuhkan sangsi atas pelanggaran Anggaran Dasar (AD) dan peraturan-peraturan partai lainnya. Semula anggota Deperpu terdiri dari 18 orang. Meninggalnya 2 (dua) orang dan 1 (satu) orang yang mengundurkan diri turut mengurangi jumlah anggota Deperpu, sehingga kemudian anggota Deperpu berjumlah 15 orang.
Sidang-sidang Deperpu yang diadakan pada Agustus 2009 dan April 2010 dihadiri 5 (lima) orang anggota dan 4 (empat) orang anggota memberikan mandat penuh kepada Ben VB Sitompul sebagai Ketua Deperpu dan Pdt Christman Hutabarat sebagai Sekretaris Deperpu. Sidang-sidang Deperpu kemudian memutuskan memberhentikan Ruyandi Hutasoit dari jabatannya sebagai Ketua Umum PDS dan mengangkat Dewan Pimpinan Pusat Sementara (Caretaker) yang diketuai oleh Harry Wattimury (Pjs) dan Markus Hutasoit sebagai Pejabat sementara Sekretaris Jenderal DPP-PDS.
Kisruh internal antar anggota partai kemudian bergulir ke meja hijau (persidangan) dengan dimasukkannya sidang perkara perdata No. 326/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Bar antara Ben Victor Barita Sitompul selaku Penggugat melawan Ruyandi Mustika Hutasiot selaku Tertugat di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Pada setiap sidang, penggugat selalu tampil seorang diri sebagai penuntut umum sedang pihak tergugat diwakili oleh penasehat hukum yang ditunjuk. Sidang ketiga tanggal 15 Juli 2010, penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi ahli. Sidang keempat tanggal 19 Juli 2010, pengugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi. Sidang kelima tanggal 22 Juli 2010, penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi. Sidang keenam tanggal 26 Juli 2010, tergugat menghadirkan 1 (satu) orang saksi ahli yaitu seorang pegawai Depkum-HAM dan 1 (satu) orang saksi. Sidang ketujuh tanggal 29 Juli 2010 berlangsung singkat, karena hanya mengagendakan penyerahan berkas kesimpulan hasil-hasil sidang yang telah digelar. Putusan hakim akan digelar pada persidangan berikutnya.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), I Gusti Putu Arta menyatakan, KPU tidak akan menerima seluruh aktivitas politik Denny Tewu yang mengatasnamakan Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS) walaupun telah ditetapkan lewat Munaslub PDS di Manado pada 6-8 Mei 2010. "Yang ada pada kami, ketua umum (PDS) bukan Denny Tewu. Jadi, kalau ada aktivitas politik dia, termasuk untuk pilkada, jelas kami tolak. Kalau ditemukan KPU daerah memberikan legalitas politik terhadap Denny Tewu sebagai ketua umum PDS, laporkan ke kami," kata Putu Arta seperti dirilis Harian Rakyat Merdeka pada Selasa, 29 Juni 2010.
Ketua Umum
• Ruyandi Hutasoit (2001-2009)
• Harry Wattimury (Pjs, 2009-sekarang)


17. Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai Bulan Bintang (PBB) adalah sebuah partai politik Indonesia yang berasaskan Islam dan menganggap dirinya sebagai partai penerus Masyumi yang pernah jaya di masa Orde Lama. Partai Bulan Bintang didirikan pada 17 Juli 1998.
Partai ini telah ikut pemilu selama dua kali yaitu pada Pemilu tahun 1999 dan 2004. Partai pada pemilu 2004 memenangkan suara sebesar 2.970.487 pemilih (2,62%) dan mendapatkan 11 kursi di DPR.
Partai ini sebelumnya diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, tokoh yang pernah menjabat Menteri Sekretaris Kabinet di massa Presiden SBY, Tokoh ini mempunyai tahilalat / kutil besar di wajahnya. Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai ketua umum pada 1 Mei 2005. MS Kaban sendiri adalah Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu.
Dalam Pemilihan Umum Anggota Legislatif 2009, partai ini tidak mampu meraih perolehan suara melebihi parliamentary threshold 2,5% sehingga harus terdepak dari DPR RI.
Kepengurusan:
Ketua Umum M.S. Kaban
Sekretaris Jenderal Sahar Hassan
Didirikan 17 Juli 1998
Kantor pusat Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Ideologi Islam
Situs web http://www.pbb-info.com

18. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh Indonesia.
Setelah dibukanya kehidupan kepartaian politik oleh Presiden Habibie, untuk menyongsong Pemilu 1999, PDI-P didirikan. Dalam Pemilu ini, PDI-P memperoleh peringkat pertama untuk suara DPR dengan memperoleh 151 kursi. Walaupun demikian, PDI-P gagal membawa Megawati ke kursi kepresidenan, karena kalah voting dalam Sidang Umum MPR 1999 dari Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah Abdurrahman Wahid turun dari jabatan presiden pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan Megawati ke kursi presiden.
Dalam Pemilu Legislatif 2004, perolehan suara PDI-P turun ke peringkat kedua, dengan 109 kursi. Untuk Pemilu Presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon presiden, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden.
Kongres I PDI-P berlangsung di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2000. Pada 28 Maret 2005, Kongres II PDI-P dibuka di Sanur, Bali, di tengah aksi sekelompok kader yang meminta reformasi di dalam tubuh PDI-P dan terkumpul dalam "Gerakan Pembaruan PDI-P". Kongres ditutup pada 31 Maret, dua hari lebih cepat dari yang direncanakan, dengan terpilihnya kembali Megawati Soekarnoputri secara aklamasi oleh sekitar 1.000 utusan PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan periode 2005-2010 beserta sejumlah pengurus lainnya. Sadar akan tuntutan proses regenerasi kepemimpinan dalam tubuh Partai, Megawati menunjuk Pramono Anung Wibowo, seorang politisi muda, sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan Guruh Sukarnoputra, adik Megawati, yang sebelumnya ikut dalam bursa calon Ketua Umum, terpilih sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepengurusan:
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri
(sejak 1999) Sekretaris Jenderal Tjahjo Kumolo Didirikan 1999;
10 Januari 1973 (pendirian PDI, dianggap sebagai penerus) Kantor pusat Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan Ideologi Marhaenisme
Kursi di DPR (2009): 94 / 560
Situs web http://www.pdiperjuangan.or.id/

19. Partai Bintang Reformasi
Partai Bintang Reformasi (PBR) adalah salah satu partai politik di Indonesia. Dalam Pemilu 2009, partai ini bernomor urut 29.
Partai Bintang Reformasi merupakan nama baru dari Partai Persatuan Pembangunan Reformasi (PPP Reformasi) yang dideklarasikan pada tgl 20 Januari 2002, sebagai hasil penggabungan dari Partai Indonesia Baru, Partai Ummat Muslimin Indonesia, Partai Kebangkitan Muslim Indonesia, dan Partai Republik.
Selain itu PBR juga didukung oleh puluhan LSM, ormas, para Ulama dan Cendekiawan, pedagang, mahasiswa , buruh dan petani. PBR mempunyai tujuan untuk memperbaiki kepemimpinan nasional, pemerataan ekonomi dan penegakan hukum yang selaras dengan cita-cita partai untuk mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera lahir dan batin, adil, mandiri dan demokratis yang diridhoi Allah SWT.
Pada Pemilu 2004, partai ini sempat berniat mengajukan Ketua Umumnya, KH Zainuddin MZ yang dikenal dengan sebutan Da'i Sejuta Ummat, sebagai calon presiden.
Kepengurusan:
Ketua Umum Bursah Zarnubi Sekretaris Jenderal Rusman Ali Didirikan 20 Januari 2002 Kantor pusat Tebet, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Ideologi Islam Situs web http://www.pbr.or.id

20. Partai Demokrat
Partai Demokrat adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003. Pendirian partai ini erat kaitannya dengan niat untuk membawa Susilo Bambang Yudhoyono, yang kala itu menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan di bawah Presiden Megawati, menjadi presiden. Karena hal inilah, Partai Demokrat terkait kuat dengan figur Yudhoyono.
Ketua Umum:
Subur Budhisantoso (2001–2005) Hadi Utomo (2005–23 Mei 2010)
Anas Urbaningrum (23 Mei 2010-sekarang)

Kepengurusan:
Ketua Umum Anas Urbaningrum Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono Didirikan 9 September 2001 Kantor pusat DKI Jakarta Ideologi Pancasila Kursi di DPR (2009) 148 (dari total 560 kursi) Ketua fraksi di DPR Anas Urbaningrum
Situs web http://www.demokrat.or.id

Sajada Wajhiya

Menurut seorang kenalan, sufisme tidak lain adalah kebuntuan hidup yang diperturutkan. Dia memaki-maki para sufi, dan menolak mentah-mentah idiologi mereka, seraya mengatakan bahwa para sufi memelihara kemunafikan terselubung dalam diri mereka. Tentu saja, aku sempat panas mendengar ini. Bagaimana tidak, wong ketertarikanku dengan sufisme sempat membuatku takluk di bawah buku-buku mereka, mempraktikan sedikit ajaran mereka, dan dengan senang hati membawa nama mereka ke dalam karya-karyaku. Mempelajari sejarah hidup mereka juga menjadi kesibukan yang pernah membelenggu, mengalahkan minatku terhadap pelajaran-pelajaran politik dan membaca buku-buku praktis.

Dus, mlihat cangkem temanku yang meloncat-loncat ini, aku ingin mengkaploknya dengan sekuat tenaga. Dengan segenap keyakinan untuk menunjukkan bahwa aku sangat tersinggung. Namun beberapa detik sebelum tanganku bergerak cepat, aku teringat tokoh-tokoh sufi itu. Mereka tidak pernah menggubris ketika mereka dihina. Dan tiba-tiba aku merasa malu, mengapa aku yang mengidolakan mereka justru menjadi demikian muntab? Mengapa ketika orang lain yang dihina justru aku malah yang marah, ketika yang dihina tidak menampakkan wajah merahnya sama sekali?

Sekali lagi, kutatap wajah temanku, kenalanku, dan kulihat setitik hitam menggarut di jidatnya. Dia tentu sering bersujud. Sering merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Sering membaca "Subhanallahi rabiyal a'la wa bihamdih: Maha suci tuhanku yang maha tinggi..." Maha tinggi, maha agung. Tapi mengapa dia tak mengagungkan; atau setidaknya menghormati manusia lain? Mengapa tidak? atau kalaupun hendak mengkritisi, setidaknya dengan kata-kata yang tidak terlalu kasar?

ah, aku hanya ingin bersujud saja. memohon ampunan, semoga kawanku ini diberi ampunan.

Belajar Nulis Sambil Ketawa

Hari-hari ke depan akan penuh kesibukan. Nyebar undangan, nyebar proposal, nyebar spanduk, menyempurnakan format acara,dan segala tetak bengek kepanitiaan. But, sesungging senyum akan tetap menghiasi. Yup! Sebab suka-cita bersama kawan-kawan yanga makin asyik aja. Tugas-tugas diatas kita bagi sama-sama. Jadi ringan dan penuh canda.

Hmm, ini adalah acara yang kedua setelah pada liburan semester kemarin sukses menggelarnya di Kaliopak. Seakarang, tempat acara ada di PP Sunan Pandanaran; tempat yang sejuk-sejuk empuk di kaki merapi sana. Seperti kemarin pula, acara tetap diberi judul yang sama: "Liburan Sastra di Pesantren (LSdP)". Hanya, sastrawan yang mengisi agak berbeda. Kang Tohari yang kemarin ngisi, sekarang mungkin akan digantikan Kang Acep ZAMzam Noor. Pak Dhe Zawawi Imron yang berorasi budaya pada LSDP 1, rencananya digeseer oleh Goenawan Mohammad. Joni Ariadinata, tetap kita pilih untuk ngisi materi bercerpen. Bedanya, LSdP II ini juga mengundang Agus Noor dan Langit Kresna Haryadi (keduanya masih terus kita coba hubungi... ihh.. sibuk sekali mereka ya? sulit sih dihub..)

Kayaknya, LSdP II kali ini akan jadi ramai. Selain panitia sudah pernah menyelenggaran acara yang sama (sehingga tidak canggung lagi), juga karena orang-orang yang diundang itu. Sastrawan-sastrawan kaliber nasional, bung! Dedengkot-dedengkot sastra kontemporer! Siapa sih yang gak mao datang? Aku juga pengen banget ketemu Goenawan Mohammad, salah satu idolaku. Pengen ngobrol tentang caping-nya. tentang proses kreatifnya. dll. juga berdiskusi dan saling mengkritisi ide-ide masing2. Mengidolakan seseorang, bukan berarti membebek pada idenya kan?

Ah, semoga dia bisa datang. Semoga aku dapat berpose bersama Goenawan.. hehe. Yang jelas, minggu-minggu ini kita harus banting tulang. Kata Iwan Fals, "Harus ada yang harus dikerjakan agar kehidupan berjalan wajar."

DARI LASKAR PELANGI HINGGA MARYAMAH KARPOV

Benarkah kata-kata Andrea si Ikal ketika dia menyatakan bahwa Maryamah Karpov direncanakan sebagai karya terakhirnya? Ah, sungguh aku tak yakin itu. Kecuali Andrea akan jadi psikopat yang solopok. sebab, berhenti berkarya berarti mati. Berhenti menulis, jiwa seorang penulis akan kosong dan terombang-ambing dalam kehampaan tiada ujung. Berhenti menggoreskan pena, berhenti menorehkan kata-kata, tidak lain adalah innalillahi yang datang prematur. Kirimkan kiriman bunga kawan! Gelar tahlil dan Yasin bagi Andrea yang telah mengumumkan kematiannya sendiri!!
Aku yakin, Andrea tidak mungkin bisa lepas dari 'menulis'. Menulis adalah candu, yang sekali saja kau tak mengisapnya, dadamu mengehentak-hentak, jantungmu berguntur gemuruh, dan nafasmu tersumbat. Sakau. Seorang penulis yang lama tak menulis akan gila, dan bisa-bisa memutuskan untuk membenturkan kepalanya ke tembok rumahnya!

Ai, ai, atau ada sesuatu yang lain dari pernyataan si Ikal Laskar Pelangi itu? Em, baiklah. Mungkinkah Andrea takut? Mungkinkah orang se-"bebal" Ikal memiliki jiwa pengecut? Analisanya begini. Tulisan pertamanya, Laskar Pelangi, sudah membikin geger seluruh negeri. SUkses besar. Lalu, Andrea takut jika menulis lagi karyanya akan jelek sehingga menjatuhkan 'martabat'nya sebagai penggebrak sastra indonesia? Atau katakanlah, Andrea hanya ingin happy ending?

Kalau memang begitu, sungguh dia pengecut yang punya ambisi besar...

Atau jangan-jangan, Tetralogi Laskar Pelangi bukan tulisanmu sendiri, Bung Andrea? Ada seorang Ghost-Writer yang berada di balikmu?

Ai, ai... kok jadi suuzhon begini? Ai, ai! Maafkan aku jika terlalu menyudutkanmu.
Aku hanya ingin mengatakan bahwa engkau telah basah, Bung Andrea! Mandi sekalianlah! Karya-karyamu yang lain ditunggu penggemarmu! Kalau kau mundur... maka (mengancam nih) kau... kau...

Ah, tapi itu hak kau. Kau mau mati, kau mau bunuh diri, itu hak kau. Terserah kau lah. Semoga Tuhan memberimu Hidayah... :)

tak-tik-tak

suarasuaraberdetak
diseparuhnafas
disekepingdadayangretak
akumengasu-asukandirikusendiri
mengaparasabegitugelorabegitutakkuasaditahan
begitumengombang-ambingkanhasratdansemangat
akuinginterbakar
tapiapakahapimasihbergunadiharidinginini?
akuingintenggelam
namundimanakahadalautanataudanauyangsejernihhatiparaaulia?
ah,sudahlah
kupilihdisinisaja
bersamadi
berdiam
bersama
diri
sendiri

RIndu Di Ujung Waktu

menggelembung di rindu menggunung
aku terpaku
saat tatapmu menggelayut
memagut hingga kedalaman hati
semua warna mati
semua rasa tak berarti

terombang-ambing di samudra tanpa nama
terlempar terkapar terinjak egoku
burung camar pun
tak menyapa
kapal nelayan
pun tak mengirim salam
apakah mayatku,
hingga kau meludahkan dan mengucap na'udzubillah!?

o, rindu dendam ini meluluhlantakkan segala
menderu menghantam semua jadi debu
luruh sudah; lenyap sudah;
jiwaku terhempas
ke kesepian
tandas

(Di Penghujung Tahun, 1 Desember 08)

ROKOK BIKIN SEHAT?

Aku nggak tahu, apakah artikel di bawah ini dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Tapi, kok sangat logis ya? berikut cuplikannya:

Mari Kita Merokok,karena Itu Sehat
Bukan propaganda atau pun bermaksud menyesatkan maupun menentang peringatan pemerintah.


Setiap tahun beribu-ribu dokter medis dan anggota ‘Gerakan Anti-Merokok' mengeluarkan milyaran dolar untuk mengabadikan apa yang tak bisa disangkal lagi, sudah menjadi program rekayasa sosial yang walaupun berhasil, tapi paling menyesatkan dalam sejarah. Dengan dorongan dari beberapa pemerintahan Barat, para pelobi Orwellian ini memburu perokok dengan suatu semangat fanatik yang sepenuhuya mengalihkan kegiatan pelarangan alcohol Amerika, yang berawal tahun 1919 dan berlangsung hingga 1933.

Dewasa ini kita melihat ke belakang tentang pelarangan alcohol oleh Amerika dengan rasa keheranan yang dibenarkan. Benar adanya bahwa suatu bangsa secara kesluruhan membiarkan dirinya sendiri untuk tidak boleh minum segelas bir atau scotch oleh sekelompok kecil orang fanatik penabuh genderang? Memang meyedihkan, hal itu benar, meskipun kurangnya bukti bahwa alkohol itu membahayakan manusia jika tidak dikonsumsi terlalu banyak.

Sayang, keselamatan alkohol tidak menarik perhatian para penabuh genderang. Kendali terhadap orang lain merupakan satu-satunya tujuan yang benar bagi mereka. Orang-orang Amerika terlihat ‘berdosa' gara-gara menikmati beberapa jenis minuman alkohol, dan para militant mengetengahinya dengan nama Tuhan untuk membuat mereka semua merasa tidak senang lagi.

Walaupun tidak ada hubungan langsung antara alkohol dan tembakau, sejarah pelarangan Amerika menjadi penting, sebab sejarah itu membantu kita memahami bagaimana sejumlah kecil pengikut fanatik bisa berhasil mengendalikan perilaku dan kehidupan ribuan juta orang. Dewasa ini hal yang persis sama terjadi terhadap perokok, meskipun saat ini masalahnya lebih berada di tangan para pengikut fanatik pemerintah dan praktisi medis yang acuh ketimbang pengikut fanatik agama yang bertindak sebagai penabuh genderang.

Beberapa pemerintahan tertentu tahu bahwa tindakan-tindakan mereka di masa lalu bertanggungjawab langsung atas penyebab kebanyakan kanker paru-paru dan kulit di dunia sekarang ini. Jadi, mereka bertindak terlalu jauh dalam upayanya membelokkan tanggungjawab dan juga utang finansial mereka, dan sebagai gantinya, mereka menimpakannya terhadap tembakau hidup yang tak berbahaya itu. Sebagaimana akan kita lihat kemudian dalam laporan, tembakau hidup yang sederhana itu belum pernah membahayakan siapapun, dan dalam hal-hal tertentu dapat dibenarkan bahwa tembakau itu dapat memberikan proteksi awal bagi kesehatan.

Tidak semua pemerintah di dunia ini menghadapi masalah yang sama. Jepang dan Yunani mempunyai jumlah perokok dewasa terbanyak di dunia, tetapi mempunyai jumlah terkecil penderita kanker paru-paru. Sebaliknya, Amerika , Australia, Rusia, dan beberapa kepulauan Pasifik Selatan memiliki jumlah terkecil perokok dewasa di dunia, tetapi memiliki jumlah tertinggi penderita kanker paru-paru. Ini adalah petunjuk utama dalam membongkar kebohongan kedokteran barat yang mustahil tapi sudah berakar, bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru.'

Kontak pertama orang Eropa dengan tembakau terjadi tahun 1492 ketika Columbus dan rekan petualangnya, Rodriguo de Jerez, melihat penduduk asli merokok di Kuba. Pada hari itu juga de Jerez pertama kalinya mengisap rokok dan dia sangat merasa relaks, sebagaimana penduduk setempat meyakinkannya. Peristiwa ini menjadi penting, sebab de Rodriguo de Jerez menemukan apa yang yang sudah dikenal orang Kuba dan Amerika selama berabad-abad bahwa merokok cerutu dan sigaret tidak hanya membuat relaks, tapi juga menyembuhkan batuk-batuk dan penyakit-penyakit ringan lainnya. Ketika dia pulang ke negerinya, dengan bangganya de Jerez merokok cerutunya di jalan, dan akibatnya diapun segera ditangkap dan dipenjarakan selama tiga tahun oleh Pengadilan Spanyol yang mengerikan itu. Jadi, de Jerez adalah korban pertama lobi anti-merokok.

Dalam kurun waktu kurang dari setengah abad, merokok menjadi kebiasan yang amat disenangi dan diterima oleh masyarakat di seluruh Eropa. Ribuan ton tembakau diimpor dari berbgai koloni buat memenuhi kebutuhan yang jumlahnya meningkat. Sejumlah penulis memuji tembakau sebagai obat universal untuk penyakit-penyakit manusia. Pada awal abad 20 hampir setiap satu dari dua orang adalah perokok, tetapi jumlah penderita kanker pariu-paru tetap rendah, sehingga hampir dapat diabaikan. Kemudian terjadi sesuatu yang luar biasa pada 16 Juli 1945, sebuah peristiwa perubahan besar yang ahirnya akan menyebabkan banyak pemerintahan Barat untuk mengubah persepsi tentang merokok selamanya, sebagaimana dikemukakan oleh K. Greisen: “Ketika intensitas sinar itu berkurang, saya simpan gelas minum dan langsung melihat ke menara. Saat-saat itulah saya melihat warna biru mengelilingi awan asap. Kemudian, seseorang berteriak agar kami sebaiknya memperhatikan gelombang kejut yang bergerak di atas tanah. Kemunculannya berupa area melingkar yang bersinar terang dekat dengan tanah, yang pelan-pelan menyebar ke arah kami. Warnanya kuning. Permanennya awan asap itu adalah satu hal yang mengejutkan saya. Sesudah ledakan pertama yang cepat itu, bagian bawah awan tersebut terlihat membuat sebuah bentuk yang tetap dan terus tergantung di udara tanpa bergerak. Sementara itu, bagian atasnya terus naik, sehingga sesudah beberapa menit, bagian ini mencapai ketingian lima mil. Lama-lama, bagian atas ini bentuknya berkelok-elok yang disebabkan oleh velositas angin yang berubah-ubah pada ketinggian yang berbeda. Asap itu sudah menembus awan pada saat awal naiknya asap, dan terlihat tidak terpengaruh sama sekali oleh awan itu.”

Peristiwa jelek ini dikenal dengan ‘Trinity Test' (Tes Trinitas), senjaja nuklir pertama yang kotor ini yang diledakkan di atmosfir. Dengan enam kilogram plutonium yang dipadatkan luar biasa oleh lensa-lensa peledak, Trinitas meledak di atas New Mexico dengan kekuatan mendekati 20.000 ton TNT. Dalam hitungan detik saja, milyaran partikel radio aktif yang mematikan itu tersebar di atmosfir sampai ketinggian enam mil, yang dapat disebarkan pesawat-pesawat jet berkecepatan tingi ke mana-mana.

Pemerintah Amerika sudah tahu tentang radiasi ini terlebih dahulu dan sadar betul akn pengaruh lethal terhadap manusia, tetapi dengan naifnya memerintahkan uji coba itu tanpa memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan sama sekali. Di mata hukum, tindakan ini adalah pelanggaran besar yang jelas salah, namun Pemerintah AS tidak peduli. Cepat atau lambat, mereka akan menemukan seorang penjahat lainnya untuk dampak jangka panjang yang akan diderita oleh rakyat Amerika sendiri dan warga negara lainnya di darerah-daerah setempat dan terpencil.

Jika sebutir partikel radio aktif mikroskopis mengenai kulit Anda di pantai, maka Anda akan terkena kanker kulit. Coba saja hisap sebutir partikel kotoran yang sama dengan lethal, maka kematian akibat kanker paru-paru tidak dapat dihindari, jika Anda bukan seorang perokok sigaret yang luar biasa beruntung. Partikel radio aktif mikroskopis padat mengubur dirinya sendiri jauh di dalam jaringan paru-paru, membanjiri persediaan vitamin B 17 yang terbatas dalam tubuh, dan menyebabkan pertambahan sel yang menjadi-jadi serta tidak dapat dikendalikan.

Bagaimana kita bisa sepenuhnya yakin bahwa partikel radio aktif yang turun ke tanah itu benar-benar menyebabkan kanker paru-paru setiap saat seorang subjek secara internal terkontaminasi? Bagi para ilmuan, yang sebaliknya dengan dukun-dukun medis dan para propagandis pemerintah, hal ini bukanlah masalah. Bagi teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah, teori itu harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan. Pertama, subjek tersangka radio aktif harus diisolasikan, kemudian digunakan dalam eksperimen-eksperimen lab yang dikedalikan dengan tepat untuk akhirnya mencapai hasil yang dikalaim, misalnya kanker paru-paru pada mamalia.

Melalui prosedur ini, para ilmuwan sudah mengorbankan puluhan ribu tikus dan wirog selama bertahun-tahun, yang dengan sengaja mendedikasikan paru-paru mereka kepada partikel radio aktif. Hasil-hasil penelitian ilmiah dari berbagai jenis eksperimen yang didokumentasikan ternyata persis sama. Setiap tikus atau wirog dengan setia menderita kanker paru-paru, dan kemudian setiap tikus atau wirog mati. Jadi, teori sudah disesuaikan dengan fakta ilmiah yang kuat dibawah kaidah-kaidah lab yang dikendalikan secara ketat. Subjek tersangka (materi radio aktif) menyebabkan hasil yang diklaim (kangker paru-paru) ketika dihisap oleh mamalia.

Besaran keseluruhan risiko kanker paru-paru terhadap manusia dari sebaran radio aktif di atmosfir tidak dapat terlalu dilebih-lebihkan. Sebelum Rusia, Inggris, dan Amerika mengundangkan uji coba nuklir di atmosfir pada 5 Agustus 1963, lebih dari 4.200 kilogram plutonium sudah disebar ke dalam atmosfir. Karena kita tahu bahwa kurang dari satu microgram (1/1.000.000 gram) plutonium yang terhisap menyebabkan kanker paru-paru pada seorang manusia, maka kita tahu bahwa pemerintah Anda yang baik itu sudah menyebarluaskan 4.200.000.000 (4,2 milyar) dosis lethal ke dalam atmosfir, dengan paruh hidupnya bertahan selama minimal 50.000 tahun. Menakutkan, bukan? Sayang sekali, keadaannya malah memburuk. Plutonium yang disebutkan di atas berada di dalam senjata nuklir sebelum peledakan, tetapi kandungan paling besar partikel rdio aktif berasal dari kotoran atau pasir biasa yang terhisap dari tanah, dan teradiasi saat partikel-partikel itu naik ke atas lewat bola api senjata itu. Partikel-partikel ini membentuk bagian ‘asap' terbanyak yang terlihat pada foto peledakan nuklir manapun. Dalam sebagian besar kasus, beberapa ton materi terhisap dan secara permanen terradiasi dalam persimgahan. Namun demikian, mari kita bersikap konservatif dan mengklaim bahwa hanya 1000 kilogram materi permukaan yang terhisap oleh masing-masing uji coba nuklir.
________________________________________
Sebelum dilarang oleh Rusia, Inggris, dan Amerika, ternyata sudah dilakukan 711 uji coba nuklir di atmosfir yang membentuk 712.000 kilogram partikel raio aktif mikroskopis yang masih harus ditambahkan lagi 4.200 kilogram yang berasal dari senjat-senjata mereka sendiri, maka berat kotornya sekalipun masih pakai perhitungan konservatif mencpai 715.200 kilogram. Tiap kilogram mengandung lebih dari satu juta dosis lethal . Ini berarti bahwa pemerintah Anda telah mengkontaminasikan atmosfir Anda dengan lebih dari 715.000.000.000(715 milyar) dosis, sehingga cukup sebagai penyebab kanker paru-paru dan kulit 117 kali pada setiap laki-laki, perempuan, dan anak di muka bumi ini.

Sebelum Anda bertanya, jawabannya ‘Tidak'. Partikel-partikel radio aktif itu tidak akan ‘menghilang' paling tidak selama hidup Anda atau anak dan cucu Anda. Dengan paruh hidup 50.000 tahun atau lebih, trliliunan partikel radio aktif buatan pemerintah yang mematikan ini berada di sekitar Anda selamanya. Dengan disebarluaskan ke seluruh dunia oleh pesawat- pesawat jet yang berkecepatan hebat itu, partikel-partikel tersimpan secara acak meski dalam konsentrasi-konsentrasi yang lebih tinggi dalam jarak beberapa ribu mil dari lokasi uji coba. Ganguan angin atau gangguan permukaan udara lainnya, semua dibutuhkan buat mengaduknya lagi dan menjadikan bahaya yang lebih besar bagi orng-orang di daerah sekitar mereka.

Aktivitas main tendang pasir di sekitar pantai pada musim panas sekarang ini dapat berarti bunuh diri jika Anda mengaduk-aduk partikel-partikel radio aktif yang dapat menempel pada kulit Anda atau terhisap masuk ke dalam paru-paru Anda. Oleh sebab itu, jangan lagi mengolok-olok Michael Jackson waktu dia muncul di bandara udara dengan memakai masker pada hidung dan mulutnya. Mungkin dia tampak eksentrik, tetapi Michael hampir pasti menyelamtkan hidup kita.

Dua belas tahun sesudah Tes Trinitas yang membawa bencana ini, menjadi jelas bagi dunia Barat bahwa banyak hal semakin tidak terkontrol. Laporan Badan Penelitian Kedokteran Inggris menyatakan bahwa angka kematian global akibat kanker paru-paru sudah lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu 1945 sampai 1955, meskipun tidak ada penjelasan yang diberikan. Dalam periode 10 tahun berikutnya, angka kematian akibat kanker paru-paru di lingkungan sekitar Hiroshima dan Nagasaki meningkat tiga kali lipat. Setelah sepenuhnya merusak lingkungan untuk jangka waktu 50.000 tahun ke depan, sudah saatnya bagi ‘negara-negara kuat' untuk mulai mengambil tindakan tegas guna menanggulangi masalah ini.

Bagimana rakyat dapat dibuktikan bersalah karena membuat diri mereka sendiri terkena kanker paru-paru, yakni dikatakan bersalah karena sakit yang ditimbulkannya sendiri, sementara pemerintah tidak bisa dipersalahkan atau digugat? Selain air, satu-satunya zat yang jelas terhisap orang ke dalam paru-paru adalah asap tembakau, jadi pemerintah itulah yang salah. Para ‘peneliti' kedokteran yang malang itu tiba-tiba kebanjiran dana besar serta gratis dari pemerintah yang semua itu ditujukan untuk mencapai hasil ahir yang sama yaitu ‘Membuktikan bahwa merokok menyebabkan kangker paru-paru.' Di pihak lain, para ilmuwan sejati (terutama beberapa ahli fisika nuklir terkemuka) tersenyum geram terhadap upaya-upaya lobi anti-merokok yang menyebalkan itu dan yang membujuk-rayu mereka hingga masuk perangkap yang mematikan itu. Para peneliti kedokteran gadungan itu diundang untuk membuktikan klaim mereka yang salah itu dibawah kaidah-kaidah ilmiah yang sama persis tegasnya dengan yang digunakan ketika membuktikan bahwa partikel-partikel radio aktif menyebabkan kangker paru-paru.

Ingat bahwa teori apapun yang dapat diterima secara ilmiah harus dibuktikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang tepat yang secara universal disepakati para ilmuwan. Pertama, agen tersangka (asap tembakau) harus diisolasikan , lalu digunakan dalam kaidah-kaidah laboratorium yang dikendalikn dengan tepat untuk membuktikan hasil yang diklaim, yaitu kanker pada mamalia.

Meskipun sudah memasukkan puluhan ribu tukus dan wirog yang mudah terkontaminasi ke dalam asap tembakau yang ekuivalen dengan 20 batang rokok per hari selama beberapa tahun, ‘ilmu kedokteran' belum pernah berhasil membuktikan adanya kanker paru-paru pada tikus atau wirog manapun. Yah, bacalah benr-benar kalimat itu. Selama lebih dari 40 tahun, ratusan ribu dokter medis telah dengan sengaja membohongi Anda.

Para ilmuwan sejati sudah berhasil memegang kerongkongan para peneliti gadungan itu, sebab dengan ‘membandingkan' antara eksperimen partikel radio aktif yang mematikan dan eksperimen terhadap asap rokok yang ramah dan tidak berbahaya itu, membuktikan dan menyimpulkan selamanya bahwa dalam kondisi apapun merokok tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru. Lebih jauh lagi, dalam sebuah eksperimen besar yang ‘kebetulan'itu, mereka tidak pernah diperbolehkan mempublikasikan para ilmuwan sejati membuktikan dengan penjelasan yang mentakjubkan bahwa merokok sebenarnya membantu melindungi terhadap kanker paru-paru .

Semua tikus dan wirog digunakan hanya satu kali dalam sebuah eksperimen tertentu, lalu dihancurkan. Dengan cara ini, para peneliti yakin bahwa hail-hasil dari zat apapun yang sedang mereka uji cobakan tidak dapat secara kebetulan ‘terkontaminasi' oleh pengaruh-pengaruh nyata atau khayalan dari suatu zat lain.

Kemudian suatu hari soeolah-olah magic, beberapa ribu tikus dari eksperimen terhadap merokok'secra kebetulan' menemukan jalan masuk ke dalam eksperimen terhadap partikel radio aktif yang sebelumnya sudah membunuh setiap tikus dan wirog malang yang diuji-cobakan itu. Tetapi saat ini, secara mutlak bukan hal-hal ajaib, 60 % dari tikus dan wirog yang sudah terkena asap tembakau ternyata bertahan hidup dalam kontaminasi partikel-partikel radio aktif itu. Satu-satunya variable adalah penyimpanan mereka terrlebih dahulu dalam ruang dengan kuantitas asap tembakau yang banyak sekali.
________________________________________
Tekanan pemerintah segera dilakukan dan fakta-fakta itupnn disembunyikan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya dapat membungkam para ilmuwan sejati. Barangkali lidah di dagu, Profesor Schrauzer, Ketua Asosiasi Ahli Kimia Bio-inorganik Internasional, menyatakan di depan sebuah Komisi Kongres Amerika Serikat tahun 1982 bahwa sudah lama diketahui para ilmuwan bahwa zat-zat tertentu dalam asap tembakau berfungsi sebagai anti-carcinogens (zat anti-kanker) dalam binatang-bimatang percobaan. Dia melanjutkan bahwa ketika carcinogens yang sudah dikenal (zat-zat penyebab kanker) diterapkan terhadap binatang-binatang itu, maka aplikasi zat-zat asap rokok itu ternyat melawan mereka.

Profesor Schrauzer tidak berhenti sampai di sini . Dia lebih jauh menyatakan di atas sumpah di depan Komisi Kongres bahwa ‘tidak ada unsur asap rokok yang terbukti sebagai penyebab kanker paru-paru dalam tubuh hewan-hewan parcobaan di laboratorium akibat dari asap rokok.' Penyataan ini merupakan sebuah jawaban terhadap masalah yang agak membingungkan itu. Jika pemerintah memblokir publikasi makalah ilmiah Anda, ambllah jalan lain dan masukanlah fakta-fakta penting itu ke dalam catatan tertulis Kongres!

Dapat diprediksikan bahwa kebenaran nyata ini mengundang kemarahan pemerintah dan para ‘peneliti' kedokteran gadungan itu. Tahun 1982 sebenarnya mereka sudah mulai mempercayai propaganda mereka yang, dan tidak dapat dibungkam oleh para anggota terkemuka gerakan ilmiah ini. Tiba-tiba saja mereka mengkambing-hitamkan unsur-unsur rahasia yang dimasukkan ke dalam rokok oleh perusahan-perusahaan tembakau. “Yah, mesti demikian!” mereka beramai-ramai menuntut dengan penuh rasa ingin tahu, sampai sekelompok ilmuwan menelepon dan mengemukakan bahwa unsur-unsur ‘rahasia' yang sama sudah dimasukkan ke dalam eksperiman tikus, dan karena itu, juga sudah terbukti tidak dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Pemerintah dan komunitas kedokteran semua kelihatannya putus asa. Karena pendanaan anti-merokok sudah mulai dilakukan sejak awal 1960-an, puluhan ribu dokter medis telah lulus dari fakultas kedokteran tempat mereka diajari bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru.' Sebaian besar mempercayai kebohongan itu, namun retak-retak mulai muncul pada cat ‘kebohongan' itu. Malahan, dokter-dokter yang lulus dengan IPK ‘C' tidak mampu membuat korelasi data, dan jika mereka bertanya, mereka diperintahkan agar tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bodoh. Bahwa ‘merokok menyebabkan kanker paru-paru' berubah menjadi sebuah dogma, yakni sebuah mekanisme kepercayaan agama yang pura-pura sebagai wadah kepercayaan taklid yang dijadikan pengganti bukti ilmiah.

Padahal, kepercayaan atas dasar taklid buta itu membutuhkan sebuah sistem penguatan yang positif. Dalam hal ini, sistem itu adalah agen-agen iklan dan media. Tiba-tiba, layer-layar televisi dibanjiri dengan citra tentang paru-paru perokok yang menghitam dan mengerikan, disertai mantera bahwa Anda akan brada dalam kesedihan yang mengerikan apabila Anda tidak berhenti sekarang. Itu semua tentu sampah yang menyedihkan. Di atas tempat tidur mayat, paru-paru seorang perokok dan bukan perokok kelihatan sama persis yaitu merah muda. Satu-satunya yang dapat dikatakan seorang ahli patologi bahwa Anda mungkin sudah menjadi seorang perokok jika dia menemukan lapisan nikotin yang tebal pada jari-jari Anda, sebungkus rokok Camels atau Malboro di dalam saku mantel Anda, atau salah seorang kerabat Anda secara tak bijak mengakui pada catatan bahwa Anda pernah merokok tembakau iblis.

Banyak orang bertanya mengapa tikus yang terkontaminasi asap rokok terlindungi dari partikel-partikel radio aktif yang mematikan, dan lebih banyak orang bertanya mengapa angka-angka nyata sekarang ini menunjukkan bahwa jauh lebih banyak bukan perokok mati karena kanker paru-paru daripada perokok. Profesor Sterling dari Universitas Simon Fraser di Kanada barangkali yang paling mendekati kebenaran. Dia menggunakan makalah-makalah hasil penelitian untuk menarik kesimpulan berdasakan pemikiran yang cermat bahwa merokok itu membentuk formasi lapisan lender tipis di dalam paru-paru, yang menjadi sebuah lapisan pelindung yang menghalangi partikel-partikel penyebab kanker agar tidak bisa memasuki jaringan paru-paru.

Mungkin ini merupakan sebuah penemuan ilmiah yang mendekati kebenaran yang dapat kita lakukan saat ini. Partikel-partikel radio aktif mematikan yang terhisap oleh seorang perokok akan terperangkap pada lapisan lender, dan kemudian dikeluarkan dari tubuh sebelum memasuki jaringan paru-paru.

Semua ini mungkin sedikit menekan bukan perokok, namun ada satu atau dua cara untuk meminimalkan risiko. Daripada menjauh dari perokok di pub atau club Anda, sebaiknya dekatilah sedapat mungkin, dan hisaplah asap bekas mereka yang mahal itu. Teruskan, jangan malu-malu, hisaplah dalam-dalam beberapa kali. Barangkali, Anda juga dapat merokok satu batang sigaret atau cerutu setiap kali sesudah makan, hanya tiga batang sehari untuk membentuk lapisan lender pada paru-paru Anda. Jika Anda tidak bisa atau tidak akan melakukan salah satu dari ketiga saran di atas, pertimbangkan untuk menelepon Michael Jackson untuk meminta sebuah masker cadangan!


Link sumber:
http://www.akhirzaman.info/index.php?option=com_content&view=article&id=1:rokok-bebas-kanker-paru-paru
http: www./joevialls.co.uk/transpositions/smoking.html 4/30/2004
http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=16759

link terkait:
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2007-07-05-Protein-Anti-Kanker-dari-Tembakau.shtml
http://forum.berani.co.id/default.aspx?g=posts&t=469

link terkait:
nyatanya, iklan rokok pada masa awal industri rokok banyak didukung oleh para dokter, dg slogan2 kesehatan: http://lane.stanford.edu/tobacco/index.html

NgapuntenE

Ngapuntene, ayem sorry, ngafwan, lan mohon maaf. Kepada semua tamu dan kerabat yang suka berkunjung ke gubug cinta-suci ini, diberitahukan bahwa khusus bulan ramadhan hingga awal-awal syawal, tuan rumah hendak pergi. jadi, boleh saja berkunjung; buka-buka, baca-baca, atau ngeklik link-link yang ada.
bat, ayem sorry, pada bulan2 itu cinta-suci belum akan membuat suguhan baru....

ngapuntene,

Penghuni Cinta-Suci,


Jenderal Qi

ramadhan

ahai, ramadhan telah datang... bolehkah kita berbahagia, kawan? ya, yap. mari kita menari-nari, menyambut kedatangan bulan bahagia ini. mari bernyanyi-nyanyi, memburu sejuknya hujah rohani....

Tentang Hari Ini dan Kambing-Kambing Sang Guru

Sekitar jam 3 baru tidur, terbangun pukul nam. Duh, gak dapet subuh lagi, neh. Aku jadi teringat mimpi kemarin, mimpi yang pernah merasuk ke dalam memori--setelah bertahuntahun tak ingat mimpi-mimpiku sesudah terjagaku.
Aku punya kambing. Entah darimana asalnya, tiba2 sang guru datang, berdehem2 dengna membawa kambing2nya sendiri yang gemuk2 habis. Aku terpana, seperti ada sesuatu rahasia yang tersimpan dalam cara jalan mereka, kambing-kambing itu. Adakah mereka disuntik gemuk sehingga tubuhnya menggelembung?
Belum sempat kujawab pertanyaan dalam hatiku, mimpi itu berkelebat. Sang Guru berkepala botak itu terlihat sedang membawa rumput2, meletakkannya di tempat makan kambing2nya di dekat kandang. Kambing2 itu pun menggerus, mengunyah dengan lahap.
"Makanin kambing yang serius, yang istiqomah. Minimal lima kali sehari, biar nggak kurus. Lha kamu, dua kali sehari. Ya kambiingmu kurus2!" kata Sang Guru tiba-tiba, seakan mengarahkannya kepadaku.
Lalu, pleszart! tak ada lagi mimpi yang tercover memori... aku bangun, saat subuhku hilang...

Hm, ya, aku jadi teringat mimpi itu. Aku buka rahasia tafsir mimpi; Ah, benarkah hewan pemakan rumput ataupun herbivora melambangkan rohani? jika demikian, sang guru sedang bicara tentang rohani kemarin malam--dalam mimpiku itu? berbicara tentang shalat dan rumput2 penyegar jiwa?

allahummahdina!!

SALSABILA!

novel pencarian hakekat

Bagian Pertama:
TAREKAT KOPI MUNYENG (3)

Si pengamen bukannya takut mendengar nama itu. Ia malah marah. Tapi, aku kuat-kuatkan juga mentalku. Aku berdiri, sok mau kelahi. Si pengamen sendiri yang kemudian pergi. Dengan sumpah serapah yang tak jelas suaranya.
“Hmm, pasti orang baru dia, Mas.... nggak kenal Cak Dikin...,” bisikku pada diri sendiri, dengan mengeraskan sedikit suara ke arah Sugi yang terlihat gemetar dan berkeringat. Aku duduk kembali, sok tidak perhatian sama kang sugi. Sebenarnyalah, aku teringat kawanku di pondok dulu yang bernama Jemino. Persis, orangnya persis dengan Sugi—waktu itu aku nggak kenal namanya sugi. Yang jelas, sama deh ingah-ingihnya, persis culun-culunnya. Juga wajah sok gak punya dosanya. Semuanya sama. Kecuali beberapa hal yang menjadi ciri khas masing-masing: rambut. Rambut Jemino agak ngombak, kalau rambut kang Sugi ini tampaknya super keriting. Hampir Kribo. Buegh. Kalau saja saat itu bukan dia yang ndekatin aku dahulu, aku tak sudi mengakrabinya.
Setelah orang di sampingku turun, dan tempat duduk di sampingku kosong, kulihat kang sugi pelan-pelan dan penuh keraguan, mendekat. Ia tempelkan sedikit bokongnya ke jok yang kosong. Ah! Tiap lihat orang yang seperti ini, yang sok peragu, sok sopan, rasanya aku pengen mbentak. Ihh! Geregetan aja!
Takut-takut, ia melirik ke arahku, “Mas...”
Aku pura-pura tak melihat, aku tetap memandang pertokoan di kanan jalan dari dalam jendela.
“Mas, ...”

Terlelaplah Kawan, Di Buaian Shalawat

August 11, 2008
Kusenandungkan shalawat, dan engkau tampaknya merasakan tenang teramat sangat. Ah, kau tentu ingat kawan, di masa engkau berada di pangkuan. Shalawat yang kukirim beserta goyangan-goyangan itu, membuatmu mengatupkan mata; mengirimkan angin sorga yang mengajakmu bermain-main dalam alam kantuk.
Kawan, kemarin. Dan kemarinnya lagi. Aku pulang. Dan tak sempat. Sungguh tak sempat, aku senandungkan shalawat. Tak seperti tadi. Pagi tadi, sebelum kita berpisah, kawan, aku teringat kakakmu dulu, pernah tertidur di himpitan dua tanganku, dengan shalawat…


Allahulkafi rabbunalkafi qasadnalkafi wajadnal kafi
Likulli kafi kafaanalkafi wani’mal kafi alhamdulillah…
Mugi-mugio den sembadani panyuwun kulo dateng ilahi
Kawulo nyuwun husnul khotimah saged ngibadah kang istiqomah..

Dan tiba-tiba, engkau sudah tertidur..

Istirah-3

mungkin selingan memang perlu
tak bisalah kuposting novel melulu
meski rencananya begitu
tapi toh tak bisa semudah itu
pengendapanpengendapan
penyaringan dan pembuntingan
kan juga dibutuhkan
ah, kau
jangan menuntutku secepat itu
sabarlah
sembari berdoa
semoga dunia ini masih ada
hingga novelku lengkap tercipta

Istirah-2

Di balik lenguh mulut yang menguapnguap
sebenarnyalah tersimpan bara semangat
Di wajah yang kuyu layu
sejatinya masih ada gairah yang mengharu biru
kau tentu tahu itu
hanya saja, tubuh perlu diletakkan
di atas meja
biar jadi santapan
jiwajiwa